Beranda | Artikel
Ulama yang Sukses Menuntut Ilmu Ketika Dewasa Syaikh Abdus Salam asy-Syuwaiar #NasehatUlama
Selasa, 21 Februari 2023

Di sini ada sebuah faedah yang terkait dengan masalah ini,
yaitu masalah tidak menyibukkan diri,
bahwa banyak ulama mengatakan,

“Sesungguhnya orang yang belajar saat belia dan di awal usianya
punya potensi keberhasilan yang jauh lebih besar
daripada orang yang belajar di masa tua.”

Tentu, tidak semuanya demikian,
melainkan sebagian besarnya seperti itu,
karena di usia belia, pikiran seseorang masih jernih,
umurnya masih panjang, dan sedikit kesibukannya.

Sedikit kesibukannya. Walaupun orang tua kadang lebih cerdas,
tapi dia punya banyak kesibukan,
urusan pekerjaan, istri, anak-anak,
tugas, urusan ini, itu, dan lain sebagainya.
Adapun usia belia tidak demikian.

As-Suyuti berkata dalam mukadimah al-Asybāh wa an-Naẓāʾir,
ketika membantah sebagian orang dengan mengatakan,
“Tidaklah orang yang menuntut ilmu–maksudnya dirinya sendiri–
saat belia seperti yang menuntutnya di usia tua.”

Tentu tidak semua,
karena Ibnu Hazm tidak menuntut ilmu kecuali di masa tua,
dan Abu Bakar al-Qaffāl tidak belajar agama
kecuali setelah tua, yaitu di atas 40 tahun.

Murid-muridnya disebut Marāwizah sebagai nisbah bagi mereka,
yakni, aliran fukaha terbaik dalam mazhab Syafii
dari jalur-jalur ulama seniornya ada dua aliran:
kelompok Khurasan dan kelompok Irak.

Termasuk kelompok Khurasan adalah Marāwizah,
yang dinisbahkan kepada Abu Bakar al-Qaffāl,
padahal dia tidak menuntut ilmu kecuali setelah berusia 40 tahun,
yang sebelumnya bekerja membuat gembok untuk orang-orang.

====

وَهُنَا مَسْأَلَةٌ… فَائِدَةٌ تَتَعَلَّقُ بِهَذِهِ الْمَسْأَلَةِ

وَهِيَ عَدَمُ الْاِنْشِغَالِ

أَنَّ كَثِيرًا مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ يَقُولُونَ

إِنَّ الْمَرْءَ إِذَا طَلَبَ الْعِلْمَ فِي حَدَاثَةِ سِنِّهِ وَأَوَّلِ عُمْرِهِ

فَإِنَّهُ مُوَفَّقٌ أَكْثَرَ بِكَثِيرٍ

مِمَّنْ طَلَبَهُ عَلَى الْكِبَرِ

وَلَيْسَ طَبْعًا عَلَى سَبِيلِ الْكُلِّ

وَإِنَّمَا عَلَى سَبِيلِ الْأَغْلَبِ

لِأَنَّ الْمَرْءَ فِي صِغَرِ سِنِّهِ يَكُونُ صَافِيَ الذِّهْنِ

وَأَمَامَهُ عُمْرٌ طَوِيلٌ وَقَلِيلُ مَشَاغِلَ

قَلِيلُ مَشَاغِلَ قَدْ يَكُونُ أَكْبَرُ أَصْفَى الذِّهْنِ

لَكِنَّهُ كَثِيرُ مَشَاغِلَ

عِنْدَ دَوَامٍ وَعِنْدَ زَوْجَةٍ عِنْدَ أَبْنَاءٍ

عِنْدَ وَظِيفَةٍ عِنْدَهُ وَعِنْدَهُ وَعِنْدَهُ

أَمَّا الصَّغِيرُ فَإِنَّهُ دُونَ ذَلِكَ

يَقُولُ السُّيُوطِيُّ فِي مُقَدَّمَةِ الْأَشْبَاهِ وَالنَّظَائِرِ

لَمَّا نَاظَرَ بَعْضَهُمْ قَالَ

وَلَيْسَ – يَقْصِدُ نَفْسَهُ – وَلَيْسَ مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ

صَغِيرًا كَمَنْ طَلَبَهُ كَبِيرًا

طَبْعًا لَيْسَ كُلِّيًّا

فَإِنَّ ابْنَ حَزْمٍ مَا طَلَبَ الْعِلْمَ إِلَّا عَلَى كِبَرٍ

وَأَبَا بَكْرٍ الْقَفَّالَ مَا طَلَبَ الْعِلْمَ

إِلَّا عَلَى كِبَرٍ بَعْدَ أَرْبَعِينَ

فَكَانَ تَلَامِذَتُهُ يُسَمَّونَ بِالْمَرَاوِزَةِ نِسْبَةً لَهُمْ

أَعْنِي أَوْجَدَ طَرِيقَةٍ عِنْدَ فُقَهَاءِ الشَّافِعِيَّةِ

مِنَ الطُّرُقِ الْكِبَارِ أَحَدُ الطَّرِيقَتَيْنِ

خُرَاسَانِيُّونَ وَعِرَاقِيُّونَ

وَخُرَاسَانِيُّونَ مِنْهُمُ الْمَرَاوِزَةُ

فَيُسَمُّونَ لِأَبِي بَكْرٍ الْقَفَّالِ

مَعَ أَنَّهُ مَا طَلَبَ الْعِلْمَ إِلَّا بَعْدَ أَرْبَعِينَ

وَقَدْ كَانَ الْقَفَّالَ يَصْنَعُ الْأَقْفَالَ لِلنَّاسِ


Artikel asli: https://nasehat.net/ulama-yang-sukses-menuntut-ilmu-ketika-dewasa-syaikh-abdus-salam-asy-syuwaiar-nasehatulama/